Cerita ini bermula ketika aku dan istriku sudah membina rumah tangga
selama 2 tahun. Aku bernama Harto Suyanto dan Istriku bernama Niken,
umurnya saat ini 26 tahun, berwajah cantik, kulitnya putih, tinggi badan
sekitar 165cm, rambutnya sedikit lebih panjang dari bahu. Kehidupan
kami berumah tangga sangatlah baik, kami termasuk keluarga yang mapan.
Sebagai istri, Niken adalah istri yang baik dan sholehah, ia adalah
seorang wanita yang alim dan sopan. Cara berpakainnya sama seperti
jilbaber pada umumnya, yaitu jubah panjang dan longgar lengkap dengan
jilbab besarnya. Sangat anggun dan keibuan kata teman-temanku. Untuk
urusan ranjang, Niken dapat dikatakan bukanlah seorang ahli, kalau tidak
mau dibilang sangat lugu. Laki-laki pertama yang menidurinya adalah aku
yaitu pada saat malam pengantin kami. Dua tahun kehidupan perkawinan
kami berjalan baik-baik saja, kami belum mempunyai keturunan, mungkin
kekurangannya adalah kehidupan seks
kami terlalu biasa-biasa saja. Kami mungkin hanya berhubungan badan
sekali dalam 2 minggu dan itupun hanya dengan cara yang sangat
konvensional yaitu posisiku di atas dan dia di bawah. Niken tidak
menyukai atau bahkan dapat dikatakan tidak mau dengan gaya lain selain
gaya konvensional tersebut.
Entah kenapa setelah 2 tahun berumah tangga, pada waktu berhubungan
badan dengan Niken , aku selalu membayangkan Niken berubah menjadi liar
dalam urusan ranjang dan suka disetubuhi laki-laki lain, dan hal
tersebut terus berulang sampai-sampai pada saat sedang tidak berhubungan
badanpun dengan Niken aku selalu memikirkan bagaimana rasanya melihat
Niken disetubuhi laki-laik lain.
Aku bekerja di sebuah perusahaan multi-nasional, bossku adalah seorang
warga negara China, umurnya sekitar 59 tahun, badannya sangat gemuk dan
kepalanya sudah mulai botak, hanya tinggal rambut-rambut tipis menutupi
bagian kepala belakangnya. Bossku ini, namanya Sanjaya sangatlah baik
kepadaku, dapat dibilang akulah tangan kanannya di Indonesia. Orangnya
suka bergurau masalah-masalah seks. Sanjaya sering sekali menanyakan
kabar Niken , memang sudah beberapa kali Sanjaya bertemu dengan Niken
dalam acara-acara kantor, terlihat sekali dia sangat tertarik pada Niken
yang memang sangat cantik dan anggun. Suatu ketika Sanjaya menanyakan
kehidupan rumah tanggaku, seperti biasa dia menanyakan kabar Niken dan
menanyakan mengapa sampai saat ini kami belum mempunyai keturunan dan
apakah hal tersebut disengaja karena memang belum menginginkan
keturunan. Mendengar pertanyaan tersebut, akupun menjawab bahwa
sebenarnya aku dan Niken menginginkan keturunan tapi
memang belum berhasil mendapatkannya.
“Mungkin cara kamu salah Tom, berapa kali kamu berhubungan badan dengan istrimu dalam seminggu” Tanya Sanjaya kepadaku.
“Yah sekitar sekali dalam 2 minggu dan pada saat istriku dalam keadaan subur” jawabku singkat.
“Waah, mungkin kamu harus periksa ke dokter tuh, dokter ahli kandungan
dan dokter ahli jiwa. “Kenapa ke dokter ahli jiwa?” tanyaku. “Karena
kamu punya istri cantik tapi hanya ditiduri sekali dalam 2 minggu atau
pada saat subur saja. Kalau Niken itu istriku, pasti aku tiduri dia tiap
hari dan berkali-kali” candanya kepadaku.
Mendengar hal tersebut, entah setan apa yang menghinggapi diriku, timbul sebuah ide dalam benakku.
“Mr. Sanjaya mau tidur dengan istriku? Bilang saja terus terang” celotehku.
Mendengar perkataanku muka Sanjaya terlihat kaget dan tidak percaya.
“Kalau saya bilang memang mau bagaimana?” katanya memancingku.
“Ya boleh saja” sahutku.
Kemudian aku menceritakan kepada Sanjaya bahwa akhir-akhir ini aku
selalu membayangkan aku menyaksikan Niken ditiduri laki-laki lain, dan
aku juga menjelaskan bahwa mungkin pikiranku ini hanya akan jadi
khayalan semata mengingat betapa alimnya Niken . Ternyata gayung
bersambut. Sanjaya menjelaskan dan meyakinkan kepadaku bahwa sebenarnya
tidak ada wanita yang alim dalam seks, termasuk jilbaber yang alim.
Wanita hanya memerlukan pancingan dan pengaturan “permainan” dari
laki-lakinya untuk membangkitkan nafsu yang ada dalam dirinya. Sanjaya
kemudian mengatakan bahwa dirinya akan dengan senang hati membantu
khayalanku menjadi kenyataan kalau memang aku mempercayainya. Mendengar
itu akupun langsung mengiyakan. Sanjaya kemudian memastikan lagi apakah
aku tidak akan apa-apa kalau dirinya meniduri Niken dan menanyakan
apakah aku meminta imbalan sesuatu dari dirinya agar dia diperbolehkan
meniduri Niken . Aku menjawab bahwa aku tidak meminta apa-apa,
aku hanya minta diperbolehkan untuk melihat dan menonton Sanjaya meniduri Niken .
“Hahaha…rupanya kamu sudah ingin sekali melihat istrimu ditiduri laki-laki lain ya” candanya kepadaku.
“Ya begitulah”, jawabku singkat.
“Baiklah, kalau itu maumu aku akan membantumu. Tapi tanda tangani dulu
kertas bermaterai ini sebagai jaminan bahwa kau tidak akan menuntutku
nantinya. Kertas ini masih kosong, kau tanda tangan saja dahulu diatas
materai. Nanti sore biar aku ketik isinya”kata Sanjata sambil
menyerahkan selembar kertas kosong berikut materai. Aku yang sangat
ingin mewujudkan khayalanku segera menandatangani kertas kosong itu.
“Oke, kalau begitu jumat depan bawa istrimu ke villa xxx di puncak pada
pukul 8.00 pm” sahut Sanjaya sambil menunjukan ancer-ancer dimana villa
itu berada.
Pukul 8 malam aku dan Niken telah berada di depan villa yang dimaksud
oleh Sanjaya . Niken memakai jubah panjang warna Pink dengan jilbab
lebar Pink muda. Wajahnya terlihat cantik dengan sapuan make-up tipis.
Seorang pelayan yang rupanya bertugas menyambut tamu mempersilahkan kami
masuk ke ruang tengah. Villa tersebut sangatlah besar ditengah
perkebunan teh dengan halaman belakang dengan kolam renang dan jacuzzi.
Ruang tengah villa tersebut sangatlah besar dan telah disulap menjadi
ruang pesta yang sangat luas lengkap dengan semua hidangannya. Sudah
banyak tamu lain baik wanita maupun laki-laki yang telah datang lebih
dahulu daripada kami. Semua tamu kelihatannya adalah teman-teman Sanjaya
, mereka adalah sesama pengusaha China daratan yang ada di Indonesia,
rata-rata mereka berusia di atas 50 tahun. Aku tidak melihat satupun
rekan kerjaku di kantor yang datang, mungkin karena memang tidak
diundang. Melihat kami, Sanjaya menyambut aku dan Niken dengan ramah.
Sanjaya kemudian mempersilahkan kami menikmati pesta yang diadakannya
dan menjelaskan kepada kami bahwa pesta ini diadakan untuk networking
sesama pengusaha China daratan di Indonesia. Kemudian Sanjaya
meninggalkan aku dan Niken dan mempersilahkan kami untuk menikmati
makanan dan minuman yang tersedia di ruang tengah. Niken dan aku
mengambil segelas jus buah dan kamipun menikmati pesta tersebut dan
berbincang-bincang dengan tamu-tamu yang lain. Sekitar satu jam
kemudian, yaitu tidak beberapa lama setelah Niken menghabiskan jus
buahnya, aku melihat terjadi perubahan pada diri Niken . Pesta
berlangsung meriah, tidak terasa 3 jam sudah berlalu. Niken masih
bercanda dengan tamu-tamu lainnya. Aku melihat sudah beberapa gelas
minuman yang ditawarkan kepada Niken dan dihabiskannya. Kemudian 3 tamu
wanita mengajak Niken ke lantai atas villa, aku berusaha mengikuti tapi
tiba-tiba tangan Sanjaya mencegahku di kaki tangga menuju lantai
atas.
“Biarkan saja, kamu harus mengikuti semua arahan saya kalau mau rencana
kita berjalan lancar” kata Sanjaya kepadaku ” Sekarang baca foto kopi
kesepakatan yang kau tanda tangani tempo hari. Aku menerima lembaran
kertas fotokopi bermaterai yang diserahkan Pak Sanjaya padaku karena
isinya sangat mengagetkanku. Dalam selembar kertas itu tertulis bahwa
aku telah melakukan kecerobohan dalam bekerja dan mengakibatkan kerugian
perusahaan sebesar 4 milliar rupiah. Aku bersedia mengganti kerugian
tersebut dalam waktu 1 bulan, apabila tidak sanggup maka segala
kewenangan akan diserahkan kepada Pak Sanjaya selaku bosku. Melihat aku
terkejut, Pak Sanjaya malah tertawa terkekeh, katanya ” Kau tidak usah
terkejut dan kawatir. Aku tidak bermaksud melaporkan kau pengadilan dan
kau dipenjara karena sebenarnya kau tidak melakukan kesalahan apapun.
Surat itu hanya sebagai jaminan kalau kau tidak akan menuntutku apapun
yang akan kulakukan pada istrimu. Bukankah itu yang
kamu inginkan?”. Aku hanya tertunduk, tidak tahu harus menjawab apa.
Kusadari, mulai saat ini aku tidak akan bisa membantah apapun yang di
inginkan bosku.
2 jam telah berlalu semenjak Niken naik ke lantai atas villa, tamu-tamu
sudah banyak yang pulang, ketika tiba-tiba Sanjaya memanggilku.
“Ayo ke atas” ajak Sanjaya kepadaku. Akupun mengikuti Sanjaya ke
lantai atas bersama 4 tamu pria yang lain yang aku tidak tahu namanya.
Di lantai atas, Sanjaya membimbing kami ke dalam sebuah kamar. Kamar
tersebut sangatlah besar lengkap dengan segala furniture mewah, dan
tepat ditengah kamar terdapat tempat tidur king size dengan sprei
berwarna merah marun dengan TV LCD yang sangat besar menempel di dinding
dan menghadap ke tempat tidur tersebut. Sebuah connecting door yang
tertutup telihat di salah satu sisi ruangan itu menandakan kamar
tersebut tersambung dengan kamar yang lain. Niken dan 3 tamu wanita
sudah berada di kamar tersebut, mereka sedang berbincang-bincang dengan
akrab.
“Nah, ini kamar buat Harto Suyanto dan istrinya Niken , yang lain ayo
ikut saya, akan saya tunjukan kamar masing-masing” kata Sanjaya sambil
mempersilahkan tamu-tamu yang lain keluar dari kamar itu.
“Selamat malam dan selamat tidur, besok kita pulang ke Jakarta” kata
Sanjaya kepadaku dan Niken sambil meninggalkan kami berdua di kamar
tersebut.
Aku tidak tahu apa rencana Sanjaya jadi aku hanya mengikuti saja apa
yang diinstruksikannya. Setelah membersihkan badan, aku dan Niken pun
naik ke tempat tidur. Beberapa saat kami mencoba tidur namun tidak bisa.
Aku masih bingung dengan apa yang akan terjadi, mengapa Sanjaya tidak
melakukan apapun juga, sedangkan Niken terlihat gelisah tidak tahu apa
penyebabnya, sementara aku juga gelisah kalau mengingat surat pernyataan
yang aku tanda tangani. Tiba-tiba Niken memalingkan wajahnya kepadaku
dan memelukku. Tanpa berkata apa-apa dia menciumku dan aku balas
ciumannya.
Beberapa saat kami berciuman, Niken berkata “Buka bajunya mas Harto, aku kepengen nih”.
Sedikit kaget aku melihat Niken menjadi agresif, tidak biasanya Niken
mengajak aku melakukan hubungan badan, biasanya aku yang selalu
mengajaknya.
“Mungkin ini akibat minuman yang diberikan Sanjaya di pesta” pikirku.
“Mungkin ini ada kaitannya dengan rencana Sanjaya ” pikirku lagi.
Maka akupun menuruti apa yang diinginkan Niken . Akupun melepaskan
seluruh pakaianku dan kemudian aku melepaskan seluruh pakaian Niken
sehingga kami berdua telanjang bulat. Aku dan Niken berciuman,
berpelukan dan melakukan foreplay, namun meskipun telah beberapa saat
melakukan foreplay, aku menyadari sesuatu hal yang aneh, kemaluanku
tidak dapat berdiri dan mengencang.
“Ini pasti karena minuman yang diberikan oleh Sanjaya , dia pasti mencampur sesuatu pada minumanku” pikirku dalam hati.
Kami mencoba segala macam gaya foreplay, namun meskipun sudah lebih dari 1 jam tetap saja kemaluanku tidak dapat berdiri.
Niken terus mencoba membangunkan kemaluanku, namun tetap tidak berhasil.
Raut frustasi nampak di wajahnya. Terlihat sekali Niken ingin
berhubungan badan, gejolak dalam dirinya sudah tidak tertahankan lagi,
namun keinginannya tidak dapat terpenuhi karena kemaluanku tidak bisa
berdiri dan mengeras. Kami terus mencoba, namun tetap tidak berhasil.
Wajah Niken semakin terlihat frustasi, namun nafsu seksnya masih
menggebu-gebu bahkan aku lihat tiap menit semakin bertambah. Tiba-tiba
connecting door kamar kami terbuka dan Sanjaya masuk ke dalam kamar
kami dengan hanya menggunakan jubah tidur. Aku dan Niken sangat kaget.
Niken langsung menyembunyikan tubuhnya di bawah selimut.
“Maaf, mungkin saya bisa membantu kalian” kata Sanjaya tiba-tiba.
“Pak Sanjaya , harap keluar dari kamar kami” sahut Niken dengan sedikit membentak.
Sanjaya bukannya keluar kamar kami, tapi malah duduk dipinggir tempat
tidur kami dan berkata “Saya melihat suamimu sedang dalam masalah, saya
hanya ingin membantu”
“Apa maksudnya? Jangan kurang ajar!” sahut Niken dengan keras.
“Tenang, saya hanya ingin membantu. Kita akan berpesta malam ini” bentak Sanjaya tegas.
Aku melihat Niken sedikit takut mendengar bentakan Sanjaya .
“Coba kita tanya suamimu apa pendapatnya” bentak Sanjaya lagi kepada Niken .
Aku sekarang menyadari inilah rencana Sanjaya untuk dapat meniduri
Niken . Dan aku ingin sekali melihat Niken ditiduri pria lain, maka
akupun mengikuti permainan Sanjaya . Apalagi dengan adanya surat
pernyataan asli tapi palsu itu, aku tak bisa bertindak lain kecuali
menuruti Pak Sanjaya.
“Terserah apa maunya Pak Sanjaya , kami akan menuruti” kataku kepada Sanjaya .
“Mas Harto, aku tidak mau, apa-apan in….” Niken belum menyelesaikan
kata-katanya, tiba-tiba Sanjaya menarik selimut yang menutupi tubuh
Niken dan dengan cekatan tangan kanannya memegang kedua tangan Niken dan
menariknya ke atas kepala Niken , sedangkan tangan kirinya menangkap
kedua kaki Niken .
Sanjaya kemudian memerintahkanku untuk memegang pergelangan kedua kaki
Niken dan membukanya lebar-lebar. Akupun menuruti sehingga posisi Niken
sekarang tiduran dalam dalam bentuk menyerupai Y terbalik.
“Mas Harto, jangan bantu dia tapi bant…..uuggghhh…..” terhenti kata-kata
Niken ketika Sanjaya mulai menciumi kedua payudaranyayang berukuran
pas sesuai dengan ukuran badannya, sedangkan tangan kiri Sanjaya yang
bebas sudah menggerayangi vagina Niken .
“Mmmhh… saya tahu kamu sudah nafsu berat, jangan melawan, nikmati saja”
bisik Sanjaya kepada Niken sambil terus menjilati kedua payudara Niken .
“Mas Harto, apa yang kamu lakukan” desah Niken sambil memandang sayu kepadaku.
Aku tidak menjawab atau lebih tepatnya pura-pura tidak mendengar.
Terlihat dimuka Niken bahwa dia sudah sangat terangsang karena ciuman
dan jilatan-jilatan Sanjaya dikedua payudaranya serta tangan kiri
Sanjaya yang memainkan klitorisnya. 15 menit diperlakukan demikian oleh
Sanjaya , Niken mulai mengeluarkan erangan-erangan dan
rintihan-rintihan pelan, perut dan pinggangnya mulai bergerak mengikuti
irama permainan jari Sanjaya di klitorisnya. Mata Niken semakin sayu,
matanya mulai merem melek. Kemudian Sanjaya menghentikan ciumannya di
kedua payudara Niken dan berkata padaku “Gimana , kamu lihat sendiri
istrimu mulai menikmatinya”
“Sebentar lagi dia akan menikmati malam yang paling menakjubkan bagi
dirinya” tambah Sanjaya sambil tetap memaikan klitoris Niken dengan
jarinya.
“Coba kamu pangku istrimu di pinggir kasur, pegang dan buka kakinya
lebar-lebar. Aku ingin menikmati vagina istrimu yang sudah basah ini”
perintah Sanjaya kepadaku kemudian.
Aku menuruti apa yang diperintahkan Sanjaya . Aku angkat Niken dan aku
duduk dipinggir kasur sambil memangku Niken . Aku pegang dan buka kaki
Niken lebar-lebar sehingga sekarang Niken posisinya dipangku olehku dan
mengangkang lebar sehingga menyerupai huruf “M”. Niken sudah tidak
melawan lagi, tubuhnya yang lemas menuruti apa yang aku lakukan
terhadapnya. Niken hanya memandangku sayu tanpa berkata apa-apa lagi.
Kemudian Sanjaya berlutut dilantai dipinggir kasur. Sanjaya memandang
Niken dan berkata
“Wow indah sekali vaginamu Niken , pasti banyak laki-laki yang ingin memcobanya”.
Niken hanya memandang Sanjaya dengan sayu dan tidak menjawab. Sanjaya
kemudian mulai menjilati vagina Niken yang disertai erangan dari Niken .
Niken hanya bisa memandang Sanjaya menjilati vaginanya, Niken mulai
menggigit bibirnya sendiri tanda dia makin terangsang, kadang-kadang dia
memandangku. Kemudian tangan Sanjaya membuka vagina Niken dengan
tangan kirinya. Hal ini membuat Niken yang sedang memandang sayu
kepadaku kaget dan melihat ke bawah kearah vaginanya.
“Jangan…” desah Niken pelan.
“Tenang cantik… ini akan enak sekali” sahut Sanjaya dengan kasar dan tegas.
Kemudian Sanjaya memasukkan kedua jarinya ke dalam vagina Niken dan
menggerakkannya keluar masuk dan memutar disertai jeritan kecil Niken . L
Tidak ada komentar :
Posting Komentar