Perkenalkan, nama ku Hans, umur 28 tahun, perawakanku biasa2 saja,
tinggi hanya 172cm dan berkulit putih. Tidak ada yang special dari
diriku. Cerita ini berawal dari tahun 2004 saat sedang meneruskan
semester akhir di sebuah perguruan tinggi swasta terkenal di Jakarta,
aku sendiri berasal dari sebuah kota besar di Jawa Tengah. Dan aku kost
di Jakarta. Aku punya sahabat bernama Carissa dan dia satu universitas
dengan ku, kulitnya putih, rambutnya berwarna coklat tua dan tinggi
hanya +/- 155cm dan awajahnya pun polos. Kita bersahabat dari zaman kita
SMU. Dulu kami bersahabat 4 orang, Ronny dan Vina, tapi ternyata 2
orang sahabat kami lebih memilih melanjutkan kuliah di luar negeri. Jadi
tinggalah saya dan Carista yang bersahabat walaupun kami masih keep in
touch dengan 2 sahabat kami yang berada di luar negeri, baik melalui
friendster ataupun YM. Terkadang kalau mereka balik ke Jakarta kita
sering hang out bareng sekedar melepas rindu dan bercerita tentang
pengalaman-pengalaman kami.
Persahabatan saya dengan Rissa, begitu ia biasa dipanggil, murni
hubungan seorang sahabat. Tampaknya kami terlalu takut untuk menodai
persahabatan kami dengan perasaan cinta. Sejak lulus SMU kami sepakat
untuk melanjutkan kuliah di Jakarta, di fakultas dan universitas yang
sama. Tempat kost kami pun terbilang dekat, hanya berjalan sekitar 4
menit. Selama kami kuliah, saya sempat berpacaran satu kali dengan Devi,
tapi hubungan kami tidak berjalan lama hanya berlangsung 6 bulan. Dan
hubungan saya dengan Devi putus karena hubungan saya dan Risaa terlalu
dekat, tampaknya Devi cemburu. Saya sempat shock waktu diputusi oleh
devi tetapi Rissa selalu membantu saya untuk keluar dari situasi sulit
tersebut. Benar-benar sahabat sejati yang selalu ada di setiap saya
mengalami kesulitan. Banyak yang menyangka saya dan Rissa pacaran karena
kedekatan kami, tapi kami hanya tertawa saja karena memang tidak ada
perasaan itu. Kami setiap malam minggu sering menghabiskan waktu berdua
entah itu nonton bioskop, makan malam atau belajar bersama.
Awal tahun 2004 kami menerima kabar bahwa teman kami Ronny dan Vina akan
berlibur ke Jakarta pada pertengahan tahun. Dan kami merencanakan
liburan ke Bali berempat. Sungguh moment yang sangat saya tunggu-tunggu.
Kami sudah booking hotel dan merencanakan tempat mana saja yang akan
kami kunjungi. Dan waktu pun semakin mendekat, kami semakin bersemangat
menyiapkan segala sesuatunya. Tapi rencana tinggal lah rencana, seminggu
sebelum hari H, Ronny membatalkan niat ke Jakarta karena dia ada
masalah di sana. Vinna pun batal karena masih ada jadwal ujian. Akhirnya
saya dan Rissa pun berpikir gimana caranya untuk mengisi waktu liburan
yang kosong tersebut karena kami sudah membatalkan semua rencana dengan
teman-teman demi rencana ini. Sehari sebelum hari H saya bermain ke
tempa kost Rissa, seperti biasa kami ngobrol dan kecewa dengan
pembatalan ini. Tapi aku punya inisiatif untuk jalan-jalan ke Bandung
tapi pergi pagi pulang sore. Rissa awalnya ragu karena bingung mao pergi
kemana dan akhirnya kita sepakat untuk pergi ke Lembang. Kita ingin
menikmati sejuknya udara kota Bandung. Akhirnya setelah sepakat saya pun
balik ke kost saya untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Kemudian kami
janjian untuk pergi ke sebuha minimarket dekat kost kami untuk membeli
camilan dan minuman soft drink.
Besoknya saya sudah bangun jam 5 pagi, kemudian saya menelepon Rissa.
Lama sekali tidak diangkat,akhirnya telepon kedua pun diangkat
“Hallo, sorry Hans… gw baru bangun nih… ngantuk banget” katanya, suaranya emank terdengar lemah
“Ris, jadi berangkat gak kita? Ini udah jam setegah enam lewat lho, ntar kita kesiangan” tanyaku
“iya, jadi dunk, tapi aku belum mandi, bentar yah aku mandi dulu. Lo klo
mao dating langsung masuk aja, pintunya gak gw kunci, sekalian lo
masukin barang-barang gw ke mobi lo” suruhnya.
“ok!! Jangan lama-lama yah” jawabku singkat.
Gak lama gw udah parkir di depan kost nya Rissa dan langsung masuk ke
kamarnya. Ternyata dia belum kelar mandi dan saya dengan cepat
memasukkan barang-barang nya masuk ke mobil Jazz merah saya. Kemudian
saya berteriak dari luar kamar mandi
“Ris, gw tunggu di mobil yah, GPL (gak pake lama)” teriakku
“Ok, gw bentaran lagi udahan kok” sahutnya.
Sekitar 15 menit saya tunggu di mobil kemudian dia keluar dengan celana
pendek hitam dan baju kaos bergambar Super Girl, kebetulan kita emank
janjian buat pek baju kembar yang kita beli di salah satu mall di
Jakarta, bedanya saya Super Boy. Biar keliatan kompak aja. Karena kami
emank sering membeli pakaian kembar.
“sorry yah Hans, jadi lama nunggu, gw tadi pagi ngantuk banget” katanya
“no problem sob, nyantai aja, yang penting kita bisa jalan-jalan” jawabku.
Sepanjang perjalanan kita banyak ngobrol tentang kegiatan kampus,
skripsi dan hal-hal yang biasa kita lakukan sehari-hari sambil
mendengarkan lagu I’m your Angel-nya Celine Dion feat R. Kelly. Rissa
benar-benar sahabat yang baik. Kita saling menghibur dan saling mengisi,
bercanda dan ledek-ledekan adalah hal yang biasa buat kami. Dan anehnya
kita sama sekali tidak pernah membicarakan perasaan kami masing-masing.
Hanya saja saya sering khawatir jika Rissa sakit atau terjadi
kenapa-napa dan begitu pula sebaliknya. Benar-benar persahabatan yang
tulus dan saya sangat takut untuk menodainya dengan perasaan cinta.
Takut dia pergi meninggalkan saya. Takut dia berpikir bahwa saya
mengkhianati persahabatan kita.
Saya memacu kendaraan tidak terlalu cepat juga tidak terlalu pelan.
Karena saya berusaha menikmati perjalanan ini. Hanya sekitar 2,5 jam
mobil saya sudah memasuki kota Bandung. Kemudian kami mencari restoran
untuk sarapan kami. Kebetulan pagi-pagi kita gak sempet makan, cuma
makan snack doank di mobil. Setelah makan, kita coba memasuki Factory
Outlet (FO), dari FO yang satu ke FO yang lainnya. Memilih baju dan
akhirnya kita membeli sepasang baju kembar lagi. Tidak terasa waktu
sudah menunjukkan pukul 5 sore, perut kami juga sudah mulai laper.
“Ris, makan yuk…. Gw laper nih… kita jangan terlalu sore ke lembangnya” ajakku
“sorry, gw kagak liat jam… keasikkan belanja sih hehehe…” katanya sambil tertawa
Kemudian aku mengarahkan Jazz ku kea rah atas Bandung. Sekitar jam 6
kita sudah sampai. Kita menikmati hidangan di depan kami sambil minum
cappuccino hangat. Kami mempunyai selera yang sama dalam hal minuman,
sama-sama menyukain cappuccino. Pas saya melihat jam ternyata sudah jam
setengah 9 malem. Kita keasikan ngobrol sambil browsing internet pakai
laptop yang yang saya bawa dan tak terasa 2,5 jam telah berlalu. Hujan
turun dengan sangat deras sekali. Kita nunggu hamper 1 jam ternyata
hujan tidak kunjung reda. Akhirnya dengan meminjam payung kita berhasil
sampai mobil dan waktu telah menunjukkan pukul 21:45 wib. Dan akhirnya
kita meninggalkan resto tersebut. Tidak lama kemudian saya merasakan hal
yang aneh pada mobilku, stir menjadi berat dan saya berpikir mobil ban
saya ada yang kempes. Kemudian di tengah guyuran hujan, saya turun
berdua Rissa untuk melihat ban mobil jazz saya, tentu saja Rissa
memayungi saya. Ternyata dugaan saya benar bahwa ban kanan depan mobil
saya kempes, mungkin terkena paku. Tidak mungkin untuk mengganti ban
dalam keadaan cuaca seperti ini. Kemudian kami berdua kembali masuk ke
mobil
“Ris, ban mobil kempes nih, gw ganti dulu yah, lo tunggu aja di mobil”
“Lo gila yah? Ujan-ujan gini lo mao ganti ban? Ntar lo sakit lagipula bahaya malem-malem ganti ban”
“Klo gak kayak gini kita gak bisa pulang Riss, mao nunggu hujan reda? Tambah malem lagi”
“pokoknya gw gak setuju lo ganti mobil sekarang, mending jalanin deh mobil nya”
Gw nurut aja apa yang dibilang Rissa dan kemudian menjalankan mobil perlahan-lahan
“Ris, gw puny aide tapi gw gak yakin lo setuju sama ide gw”
“apa ide lo Hans?”
“gimana kita cari hotel atau tempat penginapan, kita nginep semalem
disini, besok pagi kita pulang, kecuali klo lo izinin gw ganti ban mobil
ini sekarang”
Sejenak Rissa berpikir dan menjawab “yasudah kita cari hotel terdekat
disini daripada lo keujanan dan sakit, itu lebih ngerepotin gw lagi”
Beberapa menit kemudian kita melihat sebuah penginapan dan saya
membelokkan kendaraan saya ke penginapan tersebut. Ternyata hujan malah
semakin besar dan diselingi kilatan dan petir. Dengan payung yang tidak
terlalu besar kita berdua masuk ke lobby untuk check in. Pas masuk lobby
beberapa orang sempat melihat ke kita karena ¾ baju kami basah akibat
hujan angin yang besar. Kemudian saya bertanya ke resepsionis.
“Mas, saya pesen kamar single bed 2”
“Maaf mas, yang tersisa hanya kamar double bed 1 dan sisanya family room”
Kemudian saya bertanya ke Rissa “Gimana? Yang ada cuma itu, mao gak?”
“Gak ada pilihan lain kan? Ya udah ambil aja” jawabnya
Kemudian kami balik ke mobil untuk mengambil barang-barang dan segera
menuju kamar tersebut. Kamar nya hanya ada 1 bed ukuran double, dan
kamar mandi dengan shower hangat. Kemudian kami mandi secara bergantian.
Saya hanya memakai celana boxer dan baju kaos yang kami beli di FO.
Sedangkan Rissa memakai baju kaos lengan buntung dan celana pendek.
Badan terasa lelah sekali.
“Riss, kok lo memutuskan nginep dan tidur sekamar sama gw?”
“Wedew… gw cuma gak mao lo sakit aja, klo lo sakit ntar gw juga yang
repot, siapa yang beliin obat? Siapa yang anterin lo ke dokter? Lagipula
kita sahabatan udah lama banget, lo tau siapa gw dang w tau siapa lo
hehehe…”
“btw terima kasih yah udah jadi sahabat gw, gw seneng banget punya
sahabat kayak lo Ris, gw gak mao kehilangan lo Ris” kemudian saya
langsung memeluk Rissa
Dengan sedikit bingung Rissa menyambut pelukan ku dan sambil bertanya
“maksudnya lo gak mao kehilangan gw apa? Emank gw mao kemana? Gw kan gak
kemana-kemana”
“Gw baru sadar bahwa selama ini yang gw rasain ke lo bukan perasaan
sebagai seorang sahabat tapi lebih, gw sayang banget sama lo, gw gak mao
lo ninggalin gw dan married sama orang lain. Ternyata selama ini gw
udah bohong sama perasaan gw dang w takut klo gw ngomong ke lo, semuanya
akan berubah. Dan gw takut lo ninggalin gw”
Sambil meliah tajam mata saya dia berkata “Hans, gw gak akan pernah tinggalin lo, I’m promise bcoz I love you too”
Saya melihat wajah cantik Rissa mengeluarkan airmata dan tidak lama
kemudian saya berusaha mengangkat dagunya dan mulai mencium bibir nya.
Lembut sekali dan ini merupakan ciuman pertama Rissa karena Rissa belum
pernah pacaran sebelumnya. Dan bagi saya ini untuk kedua kalinya karena
sebelumnya saya pernah berciuman dengan mantan pacar saya. Cukup lama
kami berciuman kemudian saya mulai memegang buah dada dari Rissa, tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Saya meremasnya dengan lembut dan
penuh kasih sayang. Rissa mulai mendesah, perlahan saya angkat bajunya
dan dia menurut saja. Terlihat buah dada yang putih dengen putting
berwarna merah muda, ternyata Rissa sudah tidak memakai bra setelah
mandi, mungkin karena bra nya basah. Dan secara cepat saya turunkan
celananya berikut celana dalamnya. Terlihat vagian yang putih dengan
bulu-bulu yang tercukur rapi.
Saya mulai mencumbunya mulai dari leher, menjilati kupingnya kemudian
turun ke arah buah dadanya. Dia mulai mengeluarkan desahan-desahan
kecil. Saya menkilati sekitar putingnya, sedikit gigitan kecil pada
putingnya. Dia mulai meracau. Saya turun kebawah dan muali menjilati
vagina dan klitorisnya. Ternyata klitorisnya sudah basah, tampaknya
Rissa sudah terangsang. Secara telaten saya jilati klitorisnya hingga
akhirnya dia menjambak rambut saya dan keluar cairan hangat. Wangi
sekali vagina Rissa, tampaknya dia sangat merawat kebersihan vaginanya.
Saya langsung melucuti pakaian saya hingga bugil, Rissa tampak sedikit
kaget melihat penis saya yang berukuran sedang. Saya suruh dia mengocok
lembut dan menjilati penis saya, awalnya dia tampak jijik tapi lama-lama
sudah biasa. Lembut sekali jilatan-jilatan dan isapannya ke penis saya.
Tidak lama kemudian saya mengarahkan penis saya ke lubang vaginannya.
Saya melihat dia dengan tajam dan dia hanya melihat saya dan memejamkan
matanya. Saya tidak tahu apakah itu tanda setuju atau tidak tapi dia
tidak melakukan penolakan.
Saya mulai memasukinya pelan-pelan, dia sedikit menahan sakit kemudian
saya berhenti sejenak lalu saya coba masukin lagi penis saya hingga
akhirnya masuk, darah perlahan-lahan mulai keluar dari vaginanya. Dan
saya yakin itu darah perawannya Rissa. Kemudian saya mulai melakukan
gerakan maju mundur dengan tempo biasa saja, Rissa tampak menahan sakit
tapi menikmatai. Sekitar 15 menit kami melakukan itu hingga akhirnya
saya sudah mulai merasa ingin orgasme dan sempat bertanya ke Rissa
apakah dikeluarkan di dalem atau di luar dan dia bilang di dalem saja.
Tidak lama kemudian air mani bercampur sperma pun keluar memenuhi lubang
vagina Rissa.
Sesaat kemudian kami tergolek lemas di tempat tidur dan membayangkan apa
yang telah kami lakukan. Kami saling diam tanpa kata. Saya coba menoleh
ke Rissa dan dia mengeluarkan airmatanya. Aku memulai pembicaraan
“Rissa, maafkan gw… tidak seharusnya gw ngelakuin ini ke lo…. Gw khilaf”
“bukan… bukan salah lo… gak perlu minta maaf”sambil mengusap airmatanya
“Ris, gw janji akan menikahi lo, lo mao jadi istri gw?”tanyaku
Sambil tersenyum dia berkata “Hans, lo cowok yang baik. Lo selalu ada
buat gw disaat gw utuh lo. Lo selalu mengerti bagaimana cara
memperlakukan gw. Gw sebenernya sedih waktu liat lo jadian sama Devi,
tapi gw pengen lihat lo bahagia. Lo cowok sempurna di mata gw, tidak ada
alasan buat bilang tidak ke lo. Gw sayang sama lo, gw mao jadi istri lo
Hans”
Setelah kejadian itu kita akhirnya pacaran dan semakin sering
melakukannya. Akhir 2004 kami di wisuda. Dan saya bekerja di perusahaan
otomotif multinasional sedangkan Rissa bekerja di salah satu Bank
terbesar di Indonesia. Pada awal 2008 kami memutuskan untuk menikah. Dan
sekarang kami sudah dikaruniai seorang putri cantik bernama Laura.
Ini sedikit cerita mengenai kehidupan saya dan saya sangat bahagia bisa menikah dengan Rissa.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar