Aku perkenalkan diri kembali, Namaku Adith, usiaku saat ini 30 tahun,
tinggi 175an dan bertubuh atletis serta ditunjang wajah yang cukup oke
karena itulah modal awalku menarik simpatik kaum hawa disamping materi
tentunya. Banyak tetangga yang sudah aku taklukkan (baca cerita TTM-ku)
namun semuanya berstatus bersuami dan untuk ABG dilingkunganku aku belum
berani karena terlalu beresiko jika hamil. Tetapi jika memang sudah
rejeki, aku tidak mungkin bisa menolaknya seperti yang akan aku
ceritakan ini.
Singkat cerita, sore itu aku memboking sebuah room VIP disebuah karaoke
keluarga dan tidak sengaja melihat salah seorang tetanggaku di halaman
parkir. Namanya Yunita dan biasa dipanggil Yuyun, kelas 3 SMA dan masih
berseragam sekolah. Namun begitu, tubuhnya sudah terbentuk sempurna
dengan tinggi 168cm, berat 50an kg dan BH sekitar 34C sangat
menggiurkan, apalagi kulitnya begitu putih karena selalu berpakaian
serba panjang dan berjilbab. Tapi mengapa dia disini?? Tanyaku dalam
hati sambil menghampirinya. Dari pengakuanya, dia sedang BT dan ingin
berkaraoke serta berteriak-teriak bebas melampiaskan kekesalanya tetapi
ragu karena semua cewek yang ada berpakaian sexy dan uangnya pun
pas-pasan takut kurang. Akupun menawarinya karena kebetulan aku datang
sendiri dan belum sempat mengorder PK.
Dengan agak ragu Yuyun mengikutiku dari belakang menuju room VIP yang
ada dilantai 3. Sesampainya di dalam Yuyun sempat terheran-heran dengan
luasnya ruangan dan segala yang ada di dalamnya terutama layar LCD yang
cukup besar. Abu bebaskan Yuyun bernyanyi sesuka hatinya sambil
mengamati tema lagu yang dinyanyikanya aku menenggak vodka. Semua lagu
yang dinyanyikanya adalah lagu sendu, galau dan kecewa mungkin itu
alasanya dia berada disini. Setelah capek bernyanyi, Yuyun duduk
disebelahku dengan akrabnya.
‘minuman apa Om? Tanya Yuyun
“ini Vodka, tapi kamu gak boleh minta ya...ini untuk dewasa! Pancingku
dengan harapan semakin dilarang dia akan semakin tertarik seperti
kebanyakan ABG sekarang.
‘icip dikit ya Om, biar Btku ilang!! Pintanya
“gak boleh, jangan ikut-ikutan orang diluar sana, yang mabuk buat ngilangin BT!! Pancingku kembali
“bentar ya aku mau ke toilet, awas kalau minum!! Tambahku
Di dalam toilet aku melepaskan CDku untuk antisipasi jika nanti ada
kesempatan maka akan mudah dimaksimalkan. Ternyata dugaanku benar, vodka
yang tadinya masih ¾ botol kini tinggal sedikit dan siapa lagi yang
meminum kalau bukan Yuyun????
“tuh kan diminum,...bandel amat ntar Om hukum lho!!! Candaku
‘pahit Om tapi enak juga...kok Yuyun belum mabuk ya?? Tanya Yuyun
“mabuk tuh kalau sudah minum 3 botol, kalau segitu ya anget aja dibadan! Jawabku
Dengan berakting agak terpaksa dan demi menghilangkan Btnya aku kembali
memesan vodka serta sebotol Civas. Aku terus memujinya kuat minum,
sehingga Yuyun bersemangat untuk minum lagi dan lagi...hingga kusadari
omonganya semakin ngelantur dan berani. Aku mengalir aja dengan
berpura-pura mabuk dan mencuri kesempatan dengan merangkul pundaknya,
membelai jilbabnya serta bersnyanyi bersama sambil berdansa. Mudah
banget dapetin ABG Galau!!! Gumamku dalam hati sambil mempererat
pelukanku dipinggangnya. Sambil memeluknya dari belakang kami bernyanyi
‘demi waktu’ sambil meniupkan gelora nafsuku di telinganya. Walau
berjilbab, aku yakin dia merasakan tiupanku dan itu terbukti dengan
wajahnya yang menengok kearahku
EMUUUUUAAACH...aku langsung menyambutnya dengan ciuman hangat dan tidak
kuduga ciuman itu disambutnya dengan lebih ganasnya. Sambil tetap
membelakangiku dia menengokkan kepalanya dan meladeni ciumanku.
Emuah...emuah...emuah...emuah...perlahan jari jemariku yang tadinya
memeluknya erat perlahan menyusuri perutnya, keatas sedikit demi sedikit
hingga mencapai bukit kembarnya. Sangat kenyal bahkan cenderung keras,
sangat enak diremas-remas tanpa menghiraukan rambu-rambu OSIS (plesetan
jawa:Ojo Senggol Iki Susu_jangan sentuh payudara ini) aku sangat ON
dibuatnya.
‘enak Om...pujinya tidak sengaja masuk kedalam mikrofon hingga suaranya memenuhi ruangan
Sejenak kami terkejut dan tertawa lepas serta menyadari bahwa kami
sama-sama menikmati percumbuan yang baru saja terjadi. Aku menuntunnya
duduk dipangkuanku sambil kembali bercanda mesra, merayu dengan memuji
dan memuja. Waktu boking room hampir habis, akupun menawarkan
perpanjangan tetapi Yuyun menolak dan malah menginginkan tempat lain.
Saat kutawarkan hotel dia kembali menolak dengan alasan takut dilihat
orang.
‘kita kan Cuma bercumbu, masa sampai ke hotel segala? Katanya
“mmm...terus kemana biasanya kamu ngeDate sama pacarmu?? Tanyaku pasrah
‘ya udah...ayo kesana!! Jawabnya tanpa menyebutkan tempatnya
Akupun melajukan mobilku sesuai instruksinya hingga tiba disebuah
jembatan dan dia mengisyaratkan untuk berhenti. Aku menuruti saja apa
maunya, termasuk menyembunyikan mobilku dengan memarkir di seberang
jalan dikebun tebu. Aku dibawanya menuju sebuah rumah kecil tanpa
dinding (Gubuk) yang biasa dipakai pekerja tebu untuk beristirahat.
Walau hanya berbahan bambu tetapi cukup kokoh dan bersih serta asri
karena dibawah pohon akasia besar.
“tempat mojok kamu asyik!! Kataku
‘Om...ngledek nih...Cuma sekali kok Om, sekarang dah putus!! Jawabnya
“maaf gak tahu, kenapa putusnya!!?? Tanyaku
‘mmm..aku dijodohin, makanya BT!! Udah jangan tanya lagi Om...jawabnya
Yuyun langsung menuju gubuk dan tiduran dengan posisi terlentang
menghirup udara senja yang meneduhkan. Tanpa membuang waktu aku
langsung menindihnya serta melumat bibirnya sambil meremas dadanya. Mata
Yuyun memejam dan membalas ciumanku yang bertubi-tubi, saling mencium,
menghisap dan menjilat. Tanpa sepengetahuanya, jariku dengan cepat
mempreteli kancing baju OSISnya dan menyelipkan jariku dari sela-sela
BHnya.
OOOOOOOHHH...Yuyun mendesah lirih saat ujung jariku menyentuh ujung
putingnya yang masih belum menonjol sempurna. Dengan sejuta pengalaman
bercintaku, Yuyun dengan mudah mendesah dan larut dalam badai birahiku.
Aku remas kedua toketnya dengan empat jariku dan menahanya agak keras,
sementara jari telunjukku mengelus lembut putingnya. Remasan kuat
bersamaan dengan elusan lembut menyajikan sensasi baru baginya, Yuyun
menggelinjang hebat dengan gerakan tidak teratur dan tidak terukur.
Tanpa sadar lutut Yuyun menendang selangkanganku!
“aduuuhhh...kok ditendang!! Kataku mengejutkanya
‘sori...soriii...Om, gak sengaja...abis geli bangeeeettt!! Jawabnya
Aku pura-pura mengenai kontolku padahal Cuma mengenai paha dalamku, aku
memeganginya dan memasang wajah penuh kesakitan. Yuyun mendadak bingung
dengan keadaanku, serta khawatir dengan keadaanku.
“tolong periksain, bengkak gak!! Kataku bohong
‘iiii...iyaaaa Om...! spontan Yuyun mengiyakan dan membuka resletingku
Dengan ragu dan takut Yuyun memeriksa kontolku yang menegang hebat,
dipegangnya perlahan-lahan dan di cari mana yang sakit.
Hemmmmmmm...entah lugu atau belagu tidak tahu aku tidak perduli, yang
pasti ini selangkah lebih maju dari harapanku.
“tolong urut pelan-pelan ya?? Pintaku merengek
‘pake apa Om, aku gak bawa minyak!! Jawab Yuyun
“udah pake ludah aja, jangan sampai telat!! Kataku setengah berteriak
Yuyun dengan gemetar meludahi kontolku dan diratakanya dengan tangan,
mengurut perlahan dan mengelus halus walau kutahu Yuyun merasa jijik
dengan ludahnya sendiri. Dengan ekspresi masih sakit aku menarik
wajahnya keselangkanganku dan memintanya memberi ludah yang banyak.
Yuyun menurut saja, apalagi kondisinya masih setengah On alias mabuk.
Aku yang tidak sabar ingin dihisap langsung bangkit dan berdiri
memposisikan kontolku tepat di mulutnya. dengan agak memaksa aku
memintanya membuka mulut dan menelan kontolku bulat-bulat.
SLUUUUUUUUUUUUURRRRRRPPPP....HEMMMMM...MMMMM... Yuyun mendesis lirih,
menuruti apa mauku. Berkali-kali aku memerintahkan untuk membuka
mulutnya lebar-lebar tetapi dasar pemula, giginya masih saja mengenai
kontolku. Setelah mulai lancar, aku kembali tiduran sementara Yuyun
duduk membungkuk menikmati kontolku. Saku langsung meremas kembali
toketnya dan sedikit memutar badan mendekati pantatnya karena memang
niatku bergaya 69. Nafsuku semakin menjadi saat kurasakan lidahnya mulai
gemes menjilati kontolku, tanganya setengah mengocok dan kakinya agak
terbuka. Doi sudah pernah atau ini hanya naluri alami, aku tidak
perduli.
Perlahan aku turunkan resleting rok panjangnya yang berada dibelakang
dan kemudian aku buka kancingnya, bisa ditebak roknya yang besar melorot
sempurna membuka menyajikan pantat putihnya yang kontras dengan senja
yang semakin malam. Ternyata Yuyun sudah terangsang hebat bahkan mungkin
sudah mencapai orgasme, ini kulihat dari CDnya yang sudah sangat basah
bahkan merembes ke pahanya. Aku tersenyum penuh kemenangan dan berniat
segera mengeksekusinya.
Aku baringkan tubuh Yuyun terlentang dan melucuti semua pakaianya hingga
tanpa sisa, kemudian melepaskan pakaianku dan langsung menindihnya. Aku
ciumi kedua toketnya bergantian, aku hisap, aku gigit dan aku remas
semauku hingga langsung membuatnya mendesah hebat. Aku memang berniat
membuatnya puas dan dari pengalamanku, wanita tipe seperti Yuyun lebih
menyukai percumbuan lama. Aku perlahan terus menghisap dan menjilatinya
menuruni perutnya, terus hingga ke memeknya yang kembali banjir. Begitu
kujilat memeknya dan merasakan sensasinya, Yuyun langsung menahan
kepalaku di selangkanganya dengan jepitan kedua pahanya.
AUW..AUWWW..UUUUUUUUUHHHHH...MMMM...AAAAAAAAAAAAAA AHHHH...
‘enaaaaakkk...oooooooommmm...enaaaaaaaakkkk...teru s...ayo teruuuuussss!! Rengeknya
Sluuuuurrpppp...sluuuuuuuuuurrrrppppp...emuah...em uah...emuah...emuaaaahhh...
Suara basah memek Yuyun semakin jelas terdengar membuatku lupa daratan,
lupa kalau sedang bercinta di sebuah gubuk yang terbuka. Suasana
romantis senja itu benar-benar membius akal sehatku, apalagi jika
dihadapkan pada memek segar seperti punya Yuyun. Hemmmmm...benar-benar
sebuah anugerah terindah bagiku, gumamku dalam hati. Ternyata Yuyun juga
merasakan yang sama, tanganya menjambak rambutku dan menarikku keatas.
Aku kembali menindihnya, merasakan kekenyalan toketnya yang lekat dengan
dadaku dan lembut jemarinya meraba punggungku, kebawah hingga
pinggangku, pantatku dan meraih kontolku yang terjepit pahanya. Entah
karena mabuk minuman atau mungkin mabuk rayuan, kurasakan tangan Yuyun
mengarahkan kontolku ke memeknya.
‘masukin aja Om,...tapi perlahan ya?? Katanya merengek
“kamu yakin? Tanyaku membisik
‘beri aku pengalaman pertama yang indah Ooommm...mmmmm....bisiknya
Akupun menarik tubuhnya bergeser ke tepi dan sambil berdiri aku arahkan
kontolku ke memeknya, mengelusnya dengan palkon serta menekan sedikit
demi sedikit memasuki memeknya. emmmmm... Yuyun mendesah lirih saat
palkonku menyibakkan bibir memeknya. aku kembali menekan dan itu semakin
membuatnya menggelinjang. Cukup sempit untuk kontolku yang gemuk dan
kekar, tapi aku terus berusaha, semakin mendorong masuk dan semakin
menekan kedalam.
‘AUUUUUWWW...sakit Ooommmm...rengeknya
“sedikit lagi Sayaaaaaanngg!! Kataku
Dengan terpaksa aku kembali menjilati memeknya dan meneteskan ludahku
lebih banyak daripada sebelumnya. Aku kembali menekan dan terus menekan
hingga akhirnya separuh kontolku masuk didalamnya serta mulai terhimpit
dinding memeknya yang semakin mengedut cepat. Aaaaaaaahhhh... desahan
tertahan Yuyun ternyata buah dari orgasmenya yang entah keberapa
kalinya. Akupun mulai menggoyangkan maju-mundur teratur, semakin dalam
dan teruuuussssss...
AAAAAAAAAAAAHHHH...MMMMMMMMM...satu jeritan panjang disusul dengan
desahan tertahan menggambarkan bagaimana sesaknya memek Yuyun. Aku terus
berusaha mendorong dan mendorong hingga akhirnya aku hentakkan kontolku
kedalam.
BLESSSS...BLEEEEESSSSSSSSSSSSSS...BLESSS...aaaaaaa aaaaaaaaaaaaagggghhhhhhh....
‘aduh...sakiiiit Om, pelan-pelan dong!! Rengeknya sambil menggigit baju
“sedikit lagi,...tinggal enaknya aja kok! Bujukku
Kulihat setetes darah perawanya menempel di kontolku, seakan bilang
bahwa aku telah memerawani Yuyun. Aku terus menggoyang hingga kurasakan
memeknya semakin bisa menerima kontolku. Sambil meneteskan ludah di
memeknya aku mulai meningkatkan tempo goyanganku, merangsangnya dengan
remasan ditoket dan pilinan di putingnya.
Auw...auw...auw...aaahhh...ah..ah...ah...hemmmmmmm mm...mmmmm.....
Semakin cepat aku bergoyang, semakin cepat pula desahan Yuyun. Dengan
sekuat tenaga, aku menggenjot goyanganku sambil membuka kedua pahanya
hingga membentuk huruf M. Sangat indah memeknya, mengkilat dibawah kilau
emas senja. setelah cukup lancar, aku meminta Yuyun untuk WOT dan
bergoyang sebisa mungkin. Dengan agak kikuk Yuyun mulai menggoyangkan
pantatnya naik-turun mengocok kontolku dengan memeknya.
‘mmmm...nikmaaaaaaaaaatttt...Oooommm!! katanya memuji
“iya sayaaaaanggg! Buruan goyang maju mundur Say...pintaku sambil mencengkeram pantatnya.
Sekujur tubuhku dibuat mengejang tegang oleh Yuyun yang notabene pemula.
Sekujur tubhku berkeringat dingin, kakiku gemetar dan nafasku terengah.
‘udah gelap Om, ayo buruan...pintanya
Tanpa menjawab aku langsung kembali merentangkan tubuhnya dan mengenjot
memeknya dengan bertubi tiada henti.
Ehmmmmm...plakkk...plaaaaakkkkk...plaakk... suara pahaku membentur
pantatnya. Aku terus menggoyangkan kontolku keluar masuk, lebih cepat
dan lebih dalam hingga akhirnya akupun mencapai orgasmeku.
Aaaaaaaahhhhhhh...aku langsung mencabutnya dan mengarahkan kontolku ke
wajah manisnya. Dengan sedikit memaksa, aku meminta Yuyun menghisap
kontolku yang belepotan oleh lendir orgasmenya
aaaaaaaaaaaahhh...nikmaaaattt.
CROT...CROOOOOOTTTTTTT....CROOOOTTT....masuk ke dalam tenggorokanya dan
tertelan semuanya bahkan sempat membuat Yuyun tersedak. Kamipun tiduran
bersebelahan sambil merapikan pakaian kami. aku sangat lega saat Yuyun
mengatakan sangat menikmati dan tidak menyesalinya. Bahkan yang
membuatku Ge-eR adalah aku jauh lebih baik, lebih tampan dan lebih muda
jika dibandingkan orang yang dijodohkanya.
Karena hari semakin gelap, akupun menggendong Yuyun menuju mobilku dan
mengantarnya pulang kerumahnya yang hanya berjarak 300m dari rumahku.
Sejak saat itu kami 3 kali berkaraoke bersama dan bercinta di dalam room
Tidak ada komentar :
Posting Komentar